NKL itu apa?
Pada postingan saya kali
ini masih membahas tentang apa yang berhubungan dengan indomaret. Dimana indomaret sangatlah tidak asing dengan yang namanya NKL. Namun sebenarnya bukan hanya
indomaret yang menekankan NKL, bahkan semua toko atau apapun itu yang
berhubungan dengan jual beli pasti sangatlah memprhatikan yang namanya NKL. Indomaret menyebutnya NKL, lain halnya dengan toko sebelah yang menyebutnya itu NBH.
Pada dasarnya NKL dan NBH itu
mengandung arti yang sama, yakni sama-sama berhubungan dengan barang jual. Nah, jadi pada kesempatan kali ini saya
akan membahas
tentang apa itu NKL? Sekaligus penyebabnya.
Sebelum saya menuliskan atau memposting tentang NKL ini, saya terlebih dahulu melakukan percakapan di group ‘keluh kesah karyawan indomaret’ di facebook. Di bawah ini beberapa komentar dari mereka ketika ditanya tentang NKL:
Hei guys! Menurut kalian, NKL itu apa…?
Koment: NKL,
Nah Kena Loe X
NKL, Nah Kapok Loe X
NKL, Nah Kere Loe X
NKL, Nota Kurang Lebih
NKL, Nyabun Kan Loe X
NKL, Nangis Kan Loe X
Dan masih banyak lagi beberapa komentar-komentar yang
aneh. Dari banyaknya jawaban sekaligus curhatan dari para karyawan dan mantan
karyawan Indomaret di group tersebut, jawaban paling tepatnya yaitu ‘Nota
Kurang Lebih’. Yang artinya, nota atau keterangan yang ada pada hasil dari
penjualan. dan kalau NBH artinya ‘Nota Barang Hilang’.
Jadi, NKL inilah yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dari suatu perusahaan. Maka
dari itu, perusahaan sangatlah memperhatikan betul dengan NKL-nya. Itulah
penyebab mengapa para karyawan yang di tempatkan atau yang berhubungan langsung
dengan barang jualan, di tuntut untuk benar-benar menjaganya dengan sangat
hati-hati. Dan jika ada barang yang hilang dengan alasan di curi atau
semacamnya, perusahaan tidak mau tahu siapa, dan dengan cara apa barang itu
bisa hilang. Yang terpenting, barang jualannya harus segera di ganti dengan
cara memotong gaji karyawannya. Jika karyawan
tidak mau gajinya di potong terus-menurus, dia harus cari tahu bagaimana barang
jualannya bisa minus.
Cara terbaik untuk menjaga NKL itu, harus tercipta visi-misi
yang kompak antar team kerja. Mulai
dari atasan sampai bawahan. Karena kalau salah satu dari mereka sudah terkena
virus TIKUS GOT (rakus dan tidak jujur), maka imbasnya bisa ke semua team. Dari mulai kerugian materil bahkan sampai kerugian immateril.
Sama halnya dengan kejadian atau sistim kerja di indomaret.
Jika ada barang hilang, yang sering di salahkan pasti karyawan tokonya. Baik
pramuniaga, kasir, sampai kepala toko. Padahal yang menjadi penyebab hilang
atau rusaknya barang, tidak selalu karena ulah karyawan toko. Bagaimana dengan
Driver? bisa juga toh! atau selaku pengecek barang? Team pengiriman barang?
Team audit? Mereka semua juga berhubungan
dengan barang-barang. Namun yang harus mengganti kerugian perusahaan malah
karyawan toko. Inilah yang sering di pertanyakan dan uneg-uneg yang ada pada
karyawan-karyawan toko.
(-_-)
=> “ Aku sudah kerja dengan jujur dan iklas! Mengikuti prosedur yang di buat
perusahaan. Setiap datang dan pulang kerja, aku selalu di periksa terlebih dahulu.
Mulai dari tas, seluruh tubuh, sampai cek pulsa handpone. Anehnya, setiap bulan di tokoku sering kehilangan minyak
yang 2 kiloan, gula yang 1 kiloan, bahkan beras yang 5 kiloan itu juga hilang! Dengan
total kehilangan yang gak nanggung-nanggung, bisa 5 Boks minyak hilang, gula
sampai 25kg, beras bisa 10kg. Waktu CCTV di
putar, tidak ada tuh tanda-tanda
orang (costumer) yang mencurigakan. Logikanya, barang-barang yang hilang
tersebut berat dan besar-besar, otomatis agak susah bawanya. Lalu siapa pencuri
sebenarnya? benarkah komputer pelakunya? Yang jelas, setiap tanggal 25 gajiku
gak pernah utuh.” Gerutu karyawan toko. Go to Enak dan tidaknya kerja di indomaret
Pemotongan gaji
karyawan dilakukan dengan alasan untuk mengurangi beban defisit perusahaan yang
dikarenakan minesnya stok barang pada tiap bulan. Bagi karyawan yang baru
beberapa bulan bekerja memang tidak tersadar dan menyepelehkan pemotongan gaji
tersebut. Ya, memang kecil sih angkanya! Dengan perhitungan: jumlah NKL di bagi
sekian bulan (sesuai besarnya NKL dan kebijakan perusaan), hasilnya dibagi dengan
banyaknya karyawan. Misalnya, jika NKL tahun ini Rp1.000,000 maka:
Rp1.000,000 : 5 bulan = Rp200,000
Rp200,000 : 8
karyawan = Rp25,000
Jadi, masing-masing karyawan
setiap bulannya selama lima kali cicilan, harus membayar NKL kurang lebihRp25,000
sesuai jabatannya. Diatas contoh kecil dengan angka yang juga tidak terlalu
terbilang besar, namun tidang menuntut kemungkinan jumlah NKL di tahun
selanjutnya bisa semakin besar. Karena bisa jadi NKL di tahun ini belum selesai
terlunasi, kemudian datang NKL baru dengan jumlah yang lebih besar atau lebih
kecil. Jadi, secara sadar atau tidak sadar, karyawan toko itu setiap bulannya
harus membayar hutang yang tidak tahu kapan lunasnya.
Hal
itu yang sering menyebabkan para pegawai
toko memilih untuk tidak bertahan, yang akhirnya berhenti dari kontrak
perusahaan. Padahal menurut sebagian orang, kerja di indomaret itu enak loh! Menurut mereka yang belum membaca blog saya
ini. Sebagaimana pada postingan saya sebelumnya: Alasan Karyawan indomaret Berhenti.
Baiklah, itu saja Cerita ibnu kali ini yang bisa saya share
pada kawan-kawan semua. Jangan lupa like and Commend pengalaman anda ketika
bekerja atau berbelanja di indomaret. Thank’s and see you...!!
Per orangan masih dibawah ratusan ribu, kerja di Fashion bisa ratusan ribu per orang..
ReplyDeleteKenapa gak lapor ke ic aja,minta diperiksakan biar tau dimana kesalahan nya
ReplyDeleteKalau 25rb perorang itumah masih terbilang wajar, yang ga wajar justru ada yang 500rb sampai 1jt perorang gimana mau nyaman dan betah kalau setiap mau gajian di bayang-bayangi potongan gaji
ReplyDeleteApa ada penggantian nkl secara manual di werehous
ReplyDeleteMalah 2 juta per orangðŸ˜
ReplyDeleteCara resignnya gimana kak?kena denda kah?
ReplyDeletetoko petray pen jadi toko dengan nkl terbesar 1 cabang bogor 2 dengan nkl hinggal 21jt kurun waktu 1 bulan
ReplyDelete