Asmara Kompeni di Indonesia - CERITA IBNU

Saturday, 22 October 2016

Asmara Kompeni di Indonesia

cinta sang kompeni di bumi nusantara yang terjajah


Cerita kali ini saya angkat dari kisah seorang perempuan yang sampai saat ini umurnya kurang lebih mencapai 120 tahun. Saya terobsesi atas kisah cinta beliau di jaman mudanya dulu ketika di taksir oleh tentara belanda. Ya benar, tentara belanda yang menjajah Republik Indonesia  ini. Perempuan ini lahir jelas sebelum Indonesia merdeka, atau sebelum Bpk.Ir. Soekarno di nobatkan sebagai presiden Republik Indonesia. Beliau mengatakan sebelum Soekarno memimpin, Tanah Air ini di pimpin dan di kuasai oleh  Ratu Juliana terlebih dahulu, yakni Ratu dari belanda, dimana masih berbentuk Kerajaan bukan Negara.


Namanya Rohayati dengan panggilan Hayati, perempuan desa yang tinggal di kabupaten Jember Prov. Jawa timur. Hayati tinggal bersama kedua orang tuanya, dan keluarga dia hanyalah rakyat kecil yang ketakutan ketika melihat komplotan kompeni itu dengan menggunakan seragam yang di lengkapi senjata.

Suatu ketika ada salah satu kompeni yang mengunjungi  rumah kediaman Hayati, yang jelas membuat keluarga Hayati ketakutan, sebut saja namanya Jhovi.

J= Jhovi
H= Hayati
B= Bapak
P= Putri

J : tok tok tok (suara ketukan pintu) buka pintunya, hey saya tau ada orang di dalam buka cepat pintunya…!
B : (di bukanya pintu oleh Bapak Hayati)
Tu Tuan…! (dengan suara gemetar karna ketakutan)
J : kenapa lama sekali kamu buka pintunya...?
B : maaf tuan soalnya saya tadi lagi tidur...!
J : Ahhh, alasan saja kamu,, mana anak dan istri kamu…?
B : Eee ,, anak saya lagi ikut ibunya tuan ke sungai
      Lalu si Hayatii datang dan langsung masuk rumah, dia tidak tau kalau di rumahnya sedang kedatangan tamu. Ketika melihat tamunya dan ternyata sang kompeni, tentu saja ia takut dan cepat pergi ke kamarnya dengan kepala di tundukkan.
J : itukah anakmu…?
B : iya tuan…!
J : cantik juga anakmu, tolong kamu panggil anakmu untuk kesini…
karna pintunya di tutup dan di kunci oleh Hayati kemudian si bapak mencoba mengetuknya

B : tok tok tok, Nduk buka pintunya, tuan mau bertemu kamu,,

Namun Si Hayati tidak langsung membukakannya pintu dan keluar lantaran dia takut akan tentara belanda itu”

B : brak brak brak (memukul pintu lebih keras) 
cepat nduk,, (dengan suara agak kerasan karna takut sampai kompeni itu marah)

H : (dengan alasan Hayati mengatakan) sebentar pak, lagi pakai baju…!
      “meski sebenarnya dia panik dan berusaha ingin kabur, namun akhirnya dia keluar kamar untuk menemui kompeni itu karna dia takut juga sampai bapaknya di apa-apakan, dengan pelan-pelan Hayati membuka pintu dan menghampirinya

J : sinilah cepat duduk bersamaku (di pegangnya tangan Hayati, lalu menyuruhnya untuk duduk di pangkuannya)
      Siapa namamu…??

H : (dengan suara gemetar dia menjawab)  Hayati…!

J : Hayati,,, nama yang cantik seperti orangnya, (mencoba merayu dengan memangku Hayati sambil memegang tangannya)
      Eee Hayati, kenapa tanganmu dingin sekali, dan kakimu juga gemetar.

H : Eeeeee anu,, anu (bingung mau berbicara lantaran takut)

J : Hayati, sudahlah tidak usah takut, aku tidak akan makan kamu kok, aku ini juga manusia dan kita sama­-sama makan nasi.
“namun Hayati hanya diam saja,, badannya panas dingin, tetap saja dia takut meski sang kompeni itu sudah menenangkannya dengan berkata begitu”

J : kok kamu gak ngomong…! Ya sudah kalau kamu mau kembali lagi ke kamarmu pergilah sana, aku ingin berbicara dengan bapakmu.
“dengan tenang Hayati langsung berdiri dari pangkuan kompeni itu dan langsung menuju ke kamarnya”

J : pak saya suka sama anak bapak, dan saya tertarik untuk menikahi anak bapak.
B : Haaach Nikah....!!! ( mendengar sang kompeni bicara seperti itu membuat Si Bapak kaget )
J : iya pak,, Menikah...
      “karna bapak takut, mau gak mau ia harus mengijinkannya”

B : ya baiklah terserah tuan saja, tapi kalau boleh saya sarankan lebih baik di nikah sirri saja tuan…
J : its ok, Baiklah pak tidak masalah
B : rencananya kapan Tuan…?
J : lebih cepat lebih baik, kalau besok gimana pak…!(dengan wajah semangat)
Dan kemudian Sang kompeni itu pergi lalu akan kembali lagi keesokan harinya untuk menikahi Hayati, atas perginya tentara itu, si Bapak langsung bicara sama Hayati, bahwa besok kompeni yang bernama Jhovi itu akan menikahinya, dan mau gak mau Hayati harus siap, dari pada kelurganya terancam untuk di bunuh olehnya.
Ke esokan harinya pernikahan Sirri yang di lakukan oleh Jhovi dengan Hayati itu akan segera di laksanakan, namanya juga Sirri cukup menghadirkan penghulu dan wali nikah dari keluarga perempuan, itu sudah cukup syah menurut syari’at. Ketika pernikahan selesai lalu si kompeni itu memberikan cincin kepada Hayati,

J : Hayati, aku ada hadiah untukmu, (di keluarkan kotak kecil dari dalam sakunya dengan berisi dua cincin), ini yang satu cincin permata, (di pegang tangan Hayati dan di pakaikannya di jari manis), dan yang satu lagi cincin Mas. (di pakaikannya lagi di jari tengahnya)
H : Terimakasih (dengan muka bingung di wajahnya, lantaran terpaksanya menikah, dan senang di beri cincin).
Beberapa bulan kemudian, tentara belanda itu akan pindah ke Ambon, yang rencananya akan mengajak Hayati untuk ikut bersamanya dan akan menikahi dia lagi disana supaya benar-benar syah menurut agama dan negara, namun si Hayati tidak mau, dengan alasan dia lebih sayang kepada keluarganya dan tetap ingin tinggal di pulau jawa.

J : Hayati, aku besok akan pindah ke Ambon, kamu ikut ya..?
H : ke Ambon, uwadoh men (jauh sekali) ..! tidak,, aku tidak mau ikut ke Ambon, aku ingin tetap di sini bersama keluargaku ( menentang ajakan belanda )
J : tapi Hayati,, aku tidak mau berpisah denganmu, tolong lah, kamu mau ya ikut dengan ku, dan di sana kita akan menikah lagi supaya benar-benar syah menurut agama dan negara, kalau kamu mau ikut denganku apapun yang kamu inginkan pasti aku turuti. Kamu mau cincin yang lebih bagus lagi, atau gelang, apa kalung juga,, aku pasti berikan kok, asal kamu mau ya ikut aku ke Ambon. (dengan muka serius Jhovi memohon kepada Hayati)

H : TIDAK…! aku ingin tetap di sini bersama keluargaku (dengan suara tegas ia mengatakannya).

J : Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memaksamu terus menerus, aku ingin kamu bahagia meski tak bersamaku karna aku tulus mencintaimu (dengan raut wajah sedih dan nada suara rendah ia mengatakannya)
      Selamat tinggal Hayati, (kemudian Jhovi membalikkan badan melangkah pergi dengan membawa kesedihan akan kehancuran hatinya)

H : Hey Tuan….! (memanggil Jhovi)

      dengan kaget, muka Jhovi si kompeni itu berubah jadi senang, “Pasti Hayati berubah pikiran dan ingin ikut bersamaku ke Ambon (pikirnya). Lalu Jhovi menoleh,

J : iya Hayati….?

H : cincinmu…!

      “ternyata dugaan Jhovi salah, bukan Hayati berubah pikiran melainkan ia ingin mengembalikan cincinnya, kemudian Jhovi meneruskan jalannya tanpa menjawab apa apa, yang tanpa ia sadari air matanya menetes menahan kesedihan”

Ketika Hayati melihat Jhovi yang mukanya berubah menjadi merah akan kesedihannya bahkan sampai menangis, ia tidak habis pikir, kenapa si kompeni itu menangis, dia tentara, masak nangis (begitulah pikirnya) “atau jangan-jangan dia menangisi cincin yang telah ia berikan kepadaku, kalau memang begitu aku  harus mengembalikannya”. (namanya juga orang dulu, pikirannya cetek, umur juga masih 15 tahun).
Benar saja ternyata pernikahan dini sudah marak terjadi dari jaman dahulu sampai sekarang, seperti postingan saya sebelumnya tentang Pernikahan dini menjadi trending.

Kemudian Hayati pergi ke rumah temannya yang bernama Putri, Ia dengar kabar bahwa kakak si putri yang bernama Misni akan ikut tentara belanda yang bernama Van Busten yang merupakan teman dari Jhovi untuk pergi ke Ambon,
H : put, aku nitip cincin ini tolong berikan kepada kakakmu, dan tolong kakakmu untuk memberikan cincin itu kepada tentara yang bernama Jhovi.
P : Lhoo,, memangnya kenapa, cincin sebagus ini kok kamu kembalikan…?
H : iya, soalnya dia kemarin nangis gara gara cincin ini, tolong ya…!
P : Baiklah nanti aku sampaikan kepada kakakku
H : Terimakasih ya put...!
jadi ia titipkan cincin itu ke putri untuk di berikan ke kakaknya yang kemudian kakaknya memberikannya ke Jhovi. Namun ke esokan harinya Putri pergi ke rumah Hayati untuk mengatakan salam dari kakaknya,
P : Hayati aku kesini mau menyampaikan salam dari kakak ku yang katanya dari kompeni yang bernama Jhovi itu.
H : Memang ada apa lagi sih, kan cincinnya sudah aku balikin,
P : Eeee, jadi begini,, kata kakak ku dia itu kemarin bukan sedang menangisi cincinnya tapi dia menangis karna kamu tidak mau ikut bersamanya ke Ambon.
H : Jadi maksutnya, dia itu menangisi aku gitu ya…!!
P : ya begitulah, ya sudah Hayati aku pamit dulu…

            Ternyata  benar, si kompeni itu sungguh-sungguh mencintai Hayati, bahkan dia sampai menangis karna Hayati tidak mau ikut dengannya. Namun Jhovi tidak egois akan cintanya, dia di tugaskan untuk menjajah Negara Indonesia bukan untuk menjajah hati perempuan indonesia, yang dia tau cinta itu sebuah kebahagiaan, bukan sebuah keterpaksaan, jadi Jhovi mementingkan kebahagiaan Hayati, dengan menghargai keputusannya itu, meski kehancuran hati yang harus ia rasakan.
Pada akhirnya si kompeni itu menetap di Ambon, dan entah istrinya orang mana, yang jelas dia sudah berkeluarga. Sedangkan Hayati dia tidak perlu jauh-jauh untuk menemukan jodohnya, ternyata pria yang tak jauh dari rumahnya membuat Hayati jatuh cinta dan di lanjutkan ke jenjang pernikahan sampai terlahirlah Saya.
hehe
Sebenarnya cerita ini saya ambil dari kisah Nenek saya sendiri,
yang alhamdulillah sampai saat ini masih sehat walafiat, sakit-sakitnya ya begitulah, namanya orang tua yang kakinya sudah tidak kuat lagi, matanya sudah agak rabun, telinga mins, maupun pikirannya. Tapi entah kenapa untuk masalah cerita di atas dia kok tidak lupa ya…??

Mungkin benar kata Kucingku, cinta pertama itu tidak bisa di lupakan, sampai kapanpun akan tetap melekat pada otak dan hati kita, dan Suatu hal yang paling berkesan dalam hidup kita itu memanglah sulit untuk di lupakan.
Ckckckckck
Ket. Lebih lanjut = sebenarnya percakapan itu menggunakan bahasa Indonesia dengan jawa, namun untuk memudahkan membaca saya jadikan bahasa nasional saja.
Dan untuk nama-nama yang tertera di atas, itu hanyalah karangan penulis saja kecuali nama Rohayati yang asli.
            Baiklah itu saja Cerita Ibnu kali tentang sejarah percintaan hayati dengan tentara belanda, jangan lewatkan cerita lainnya;
Ø  Tips cara memanggil angin
Ø  Cerita tentang ayah
Ø  Cerita di balik karyawan indomaret

Terimakasih untuk kunjungannya, sertakan Commen dan jangan lupa like.nya yho Regk lak ora sibuk, ok lah see you!!! 

No comments:

Post a Comment