cinta sang kompeni di bumi nusantara yang terjajah
Cerita kali ini
saya angkat dari kisah seorang perempuan yang sampai saat ini umurnya kurang
lebih mencapai 120 tahun. Saya terobsesi atas kisah cinta beliau di jaman
mudanya dulu ketika di taksir oleh tentara belanda. Ya benar, tentara belanda
yang menjajah Republik Indonesia ini. Perempuan
ini lahir jelas sebelum Indonesia merdeka, atau sebelum Bpk.Ir. Soekarno di
nobatkan sebagai presiden Republik Indonesia. Beliau mengatakan sebelum
Soekarno memimpin, Tanah Air ini di pimpin dan di kuasai oleh Ratu Juliana terlebih dahulu, yakni Ratu dari
belanda, dimana masih berbentuk Kerajaan bukan Negara.
Namanya Rohayati
dengan panggilan Hayati, perempuan desa yang tinggal di kabupaten Jember Prov.
Jawa timur. Hayati tinggal bersama kedua orang tuanya, dan keluarga dia
hanyalah rakyat kecil yang ketakutan ketika melihat komplotan kompeni itu dengan menggunakan seragam yang di
lengkapi senjata.
Suatu ketika ada
salah satu kompeni yang mengunjungi rumah kediaman Hayati, yang jelas membuat
keluarga Hayati ketakutan, sebut saja namanya Jhovi.
J= Jhovi
H= Hayati
B= Bapak
P= Putri
J : tok
tok tok (suara ketukan pintu) buka pintunya, hey saya tau ada orang di dalam
buka cepat pintunya…!
B : (di bukanya pintu oleh Bapak Hayati)
Tu Tuan…! (dengan
suara gemetar karna ketakutan)
J : kenapa lama sekali kamu buka pintunya...?
B : maaf tuan soalnya saya tadi lagi tidur...!
J : Ahhh, alasan saja kamu,, mana anak dan istri kamu…?
B : Eee ,, anak saya lagi ikut ibunya tuan ke sungai
Lalu si Hayatii datang dan langsung masuk
rumah, dia tidak tau kalau di rumahnya sedang kedatangan tamu. Ketika melihat
tamunya dan ternyata sang kompeni, tentu saja ia
takut dan cepat pergi ke kamarnya dengan kepala di tundukkan.
J : itukah anakmu…?
B : iya
tuan…!
J : cantik juga anakmu, tolong kamu panggil anakmu untuk kesini…
“karna pintunya di tutup dan di kunci oleh Hayati kemudian si bapak mencoba mengetuknya”
B : tok tok tok, Nduk buka pintunya, tuan mau bertemu kamu,,
“Namun Si Hayati tidak langsung
membukakannya pintu dan keluar lantaran dia takut akan tentara belanda itu”
B : brak brak brak (memukul pintu lebih keras)
cepat nduk,, (dengan suara agak
kerasan karna takut sampai kompeni itu marah)
H : (dengan alasan Hayati mengatakan) sebentar pak, lagi pakai baju…!
“meski sebenarnya dia panik dan berusaha
ingin kabur, namun akhirnya dia keluar kamar untuk menemui kompeni itu karna dia takut juga sampai bapaknya di apa-apakan,
dengan pelan-pelan Hayati membuka pintu dan menghampirinya”
J : sinilah cepat duduk bersamaku (di pegangnya tangan Hayati, lalu menyuruhnya untuk duduk di pangkuannya)
Siapa namamu…??
H : (dengan suara gemetar dia menjawab) Hayati…!
J : Hayati,,, nama yang cantik seperti orangnya, (mencoba merayu dengan memangku Hayati sambil memegang tangannya)
Eee Hayati, kenapa tanganmu dingin sekali,
dan kakimu juga gemetar.
H : Eeeeee anu,, anu (bingung mau berbicara
lantaran takut)
J :
Hayati, sudahlah tidak usah takut, aku tidak akan makan kamu kok, aku ini juga
manusia dan kita sama-sama makan nasi.
“namun Hayati
hanya diam saja,, badannya panas dingin, tetap saja dia takut meski sang kompeni itu sudah menenangkannya dengan berkata begitu”
J : kok
kamu gak ngomong…! Ya sudah kalau kamu mau kembali lagi ke kamarmu pergilah
sana, aku ingin berbicara dengan bapakmu.
“dengan tenang
Hayati langsung berdiri dari pangkuan kompeni itu
dan langsung menuju ke kamarnya”
J : pak saya suka sama anak bapak, dan saya tertarik untuk menikahi anak bapak.
B :
Haaach Nikah....!!! ( mendengar sang kompeni bicara seperti itu membuat Si Bapak kaget )
J : iya pak,, Menikah...
“karna bapak takut, mau gak mau ia harus
mengijinkannya”
B : ya
baiklah terserah tuan saja, tapi kalau boleh saya sarankan lebih baik di nikah
sirri saja tuan…
J : its ok, Baiklah pak tidak masalah
B : rencananya kapan Tuan…?
J : lebih cepat lebih baik, kalau besok gimana pak…!(dengan wajah semangat)
Dan kemudian Sang kompeni itu
pergi lalu akan kembali lagi keesokan harinya untuk menikahi Hayati, atas
perginya tentara itu, si Bapak langsung bicara sama Hayati, bahwa besok kompeni yang bernama Jhovi itu akan menikahinya, dan mau gak
mau Hayati harus siap, dari pada kelurganya terancam untuk di bunuh olehnya.
Ke esokan harinya pernikahan Sirri yang di lakukan oleh
Jhovi dengan Hayati itu akan segera di laksanakan, namanya juga Sirri cukup
menghadirkan penghulu dan wali nikah dari keluarga
perempuan, itu sudah cukup syah menurut syari’at.
Ketika pernikahan selesai lalu si kompeni itu
memberikan cincin kepada Hayati,
J :
Hayati, aku ada hadiah untukmu, (di keluarkan kotak kecil dari dalam sakunya
dengan berisi dua cincin), ini yang satu cincin permata, (di pegang tangan Hayati
dan di pakaikannya di jari manis), dan yang satu lagi cincin Mas. (di
pakaikannya lagi di jari tengahnya)
H : Terimakasih (dengan muka bingung di wajahnya, lantaran terpaksanya menikah, dan senang di beri cincin).
Beberapa bulan kemudian, tentara belanda itu akan pindah ke
Ambon, yang rencananya akan mengajak Hayati untuk ikut bersamanya dan akan
menikahi dia lagi disana supaya benar-benar syah menurut agama dan negara,
namun si Hayati tidak mau, dengan alasan dia lebih sayang kepada keluarganya
dan tetap ingin tinggal di pulau jawa.
J : Hayati, aku besok akan pindah
ke Ambon, kamu ikut ya..?
H : ke Ambon, uwadoh men (jauh sekali) ..! tidak,, aku tidak mau ikut ke Ambon, aku ingin tetap di sini bersama keluargaku ( menentang ajakan belanda )
J :
tapi Hayati,, aku tidak mau berpisah denganmu, tolong lah, kamu mau ya ikut
dengan ku, dan di sana kita akan menikah lagi supaya benar-benar syah menurut
agama dan negara, kalau kamu mau ikut denganku apapun yang kamu inginkan pasti
aku turuti. Kamu mau cincin yang lebih bagus lagi, atau gelang, apa kalung
juga,, aku pasti berikan kok, asal kamu mau ya ikut aku ke Ambon. (dengan muka
serius Jhovi memohon kepada Hayati)
H : TIDAK…! aku ingin tetap di sini bersama keluargaku (dengan suara tegas ia mengatakannya).
J : Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memaksamu terus menerus, aku ingin kamu bahagia meski tak bersamaku karna aku tulus mencintaimu (dengan raut wajah sedih dan nada suara rendah ia mengatakannya)
Selamat tinggal Hayati, (kemudian Jhovi membalikkan badan melangkah
pergi dengan membawa kesedihan akan kehancuran hatinya)
H : Hey Tuan….!
(memanggil Jhovi)
dengan kaget, muka Jhovi si kompeni itu berubah jadi senang, “Pasti Hayati berubah pikiran dan ingin ikut bersamaku ke Ambon” (pikirnya). Lalu Jhovi menoleh,
J : iya Hayati….?
H : cincinmu…!
“ternyata dugaan Jhovi salah, bukan Hayati berubah pikiran
melainkan ia ingin mengembalikan cincinnya, kemudian Jhovi meneruskan jalannya
tanpa menjawab apa apa, yang tanpa ia sadari air matanya menetes menahan
kesedihan”
Ketika Hayati
melihat Jhovi yang mukanya berubah menjadi merah akan kesedihannya bahkan
sampai menangis, ia tidak habis pikir, kenapa si kompeni itu menangis, dia
tentara, masak nangis (begitulah pikirnya) “atau jangan-jangan dia menangisi
cincin yang telah ia berikan kepadaku, kalau memang begitu aku harus mengembalikannya”. (namanya juga orang
dulu, pikirannya cetek, umur juga masih 15 tahun).
Benar saja ternyata pernikahan dini
sudah marak terjadi dari jaman dahulu sampai sekarang, seperti postingan saya
sebelumnya tentang Pernikahan dini menjadi trending.
Kemudian Hayati pergi ke rumah
temannya yang bernama Putri, Ia dengar kabar bahwa kakak si putri yang bernama
Misni akan ikut tentara belanda yang bernama Van Busten yang merupakan teman
dari Jhovi untuk pergi ke Ambon,
H : put, aku nitip cincin ini tolong berikan kepada kakakmu, dan tolong kakakmu untuk memberikan cincin itu kepada tentara yang bernama Jhovi.
P : Lhoo,, memangnya kenapa, cincin sebagus ini kok kamu kembalikan…?
H : iya, soalnya dia kemarin nangis gara gara cincin ini, tolong ya…!
P : Baiklah nanti aku sampaikan kepada kakakku
H : Terimakasih ya put...!
jadi ia titipkan cincin itu ke
putri untuk di berikan ke kakaknya yang kemudian kakaknya memberikannya ke
Jhovi. Namun ke esokan harinya Putri pergi ke rumah Hayati untuk mengatakan
salam dari kakaknya,
P : Hayati aku kesini mau menyampaikan salam dari kakak ku yang katanya dari kompeni yang bernama Jhovi itu.
H : Memang ada apa lagi sih, kan cincinnya sudah aku balikin,
P : Eeee, jadi begini,, kata kakak ku dia itu kemarin bukan sedang menangisi cincinnya tapi dia menangis karna kamu tidak mau ikut bersamanya ke Ambon.
H : Jadi maksutnya, dia itu menangisi aku gitu ya…!!
P : ya begitulah, ya sudah Hayati aku pamit dulu…
Ternyata
benar, si kompeni itu sungguh-sungguh
mencintai Hayati, bahkan dia sampai menangis karna Hayati tidak mau ikut
dengannya. Namun Jhovi tidak egois akan cintanya, dia di tugaskan untuk menjajah
Negara Indonesia bukan untuk menjajah hati perempuan indonesia, yang dia tau cinta itu
sebuah kebahagiaan, bukan sebuah keterpaksaan, jadi Jhovi mementingkan
kebahagiaan Hayati, dengan menghargai keputusannya itu, meski kehancuran hati
yang harus ia rasakan.
Pada
akhirnya si kompeni
itu menetap di Ambon, dan entah istrinya orang mana, yang jelas dia sudah
berkeluarga. Sedangkan Hayati dia tidak perlu jauh-jauh untuk menemukan
jodohnya, ternyata pria yang tak jauh dari rumahnya membuat Hayati jatuh cinta
dan di lanjutkan ke jenjang pernikahan sampai terlahirlah Saya.
hehe
Sebenarnya cerita ini saya ambil dari kisah Nenek saya sendiri,
yang
alhamdulillah sampai saat ini masih sehat walafiat, sakit-sakitnya ya
begitulah, namanya orang tua yang kakinya sudah tidak kuat lagi, matanya sudah
agak rabun, telinga mins, maupun pikirannya. Tapi entah kenapa untuk masalah
cerita di atas dia kok tidak lupa ya…??
Mungkin benar kata
Kucingku, cinta pertama itu tidak bisa di lupakan, sampai kapanpun akan tetap melekat
pada otak dan hati kita, dan Suatu hal yang paling berkesan dalam hidup
kita itu memanglah
sulit untuk di lupakan.
Ckckckckck
Ket. Lebih lanjut = sebenarnya percakapan itu menggunakan bahasa Indonesia dengan jawa, namun untuk memudahkan membaca saya jadikan bahasa nasional saja.
Dan untuk nama-nama yang tertera di atas, itu hanyalah karangan penulis saja kecuali nama Rohayati yang asli.
Baiklah itu saja Cerita Ibnu kali tentang sejarah percintaan hayati dengan tentara belanda, jangan lewatkan cerita lainnya;
Ø Tips cara memanggil angin
Ø Cerita tentang ayah
Ø Cerita di balik karyawan indomaret
Terimakasih untuk kunjungannya, sertakan Commen dan jangan lupa like.nya yho Regk lak ora sibuk, ok lah see you!!!
No comments:
Post a Comment